GRIEF PADA REMAJA PEREMPUAN PASCA KEMATIAN ORANGTUA AKIBAT COVID-19

Authors

  • Milawati Milawati Universitas Negeri Makassar
  • Widyastuti Widyastuti Universitas Negeri Makassar

DOI:

https://doi.org/10.55606/jurrish.v2i1.788

Keywords:

COVID-19; Grief; Remaja perempuan

Abstract

Kematian orangtua akibat COVID-19 dapat menimbulkan rasa kehilangan yang mendalam sehingga menyebabkan remaja yang ditinggalkan harus melalui proses grief hingga mampu mencapai penerimaan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami gambaran grief dan proses grief serta faktor-faktor yang mempengaruhi grief pada remaja perempuan pasca kematian orangtua akibat COVID-19. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan teknik analisis theory driven. Responden dalam penelitian ini berjumlah 3 (tiga) remaja perempuan berusia 18-20 tahun dan telah kehilangan orangtua akibat COVID-19 yang terjadi 1-2 tahun yang lalu. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran grief responden terdiri atas berbagai gejala grief yang menyangkut aspek fisik, sosial, spiritual dan  psikologis. Proses grief melalui 5 tahap yaitu denial, anger, bargaining, depression dan acceptance, tetapi proses yang dialami responden tidak terjadi secara berurutan dan bersifat dinamis menuju penerimaan. Hal tersebut terjadi karena terdapat faktor pendukung antara lain kemampuan menguatkan diri, memiliki cita-cita dan harapan yang kuat, dukungan dari keluarga dan teman serta faktor penghambat antara lain hubungan emosional dengan orangtua yang meninggal, grief yang tidak terantisipasi, lapisan kehilangan, tidak menyaksikan orangtua meninggal hingga dimakamkan, isolasi mandiri setelah kehilangan dan stigma sosial yang negatif. Implikasi penelitian ini yaitu menambah khazanah kajian ilmu psikologi khususnya psikologi klinis, psikologi perkembangan dan secara lebih spesifik mengenai grief pada remaja pasca kematian orangtua akibat COVID-19.

References

Aiken, L. R. (2002). Human development in adulthood. New York. KluwerAcademic Publisher.

Berk, L. E. (2012). Development through the life-span: dari dewasa awal sampai menjelang ajal(5th ed). Diterjemahkan oleh Daryanto. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Brooks, S. K., Webster, R. K., Smith, L. E., Woodland, L., Wessely, S., Greenberg, N., & Rubin, G. J. (2020). The psychological impact of quarantine and how to reduce it: rapid reviewoftheevidence.Criticalreview.https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0140673620304608, diakses pada 28 Juli 2022 pukul 10.25 WITA.

Creswell, J. W. (2009). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed(3th ed). London. Sage Publication Ltd.

Eisma, M. C., & Tamminga, A. (2020). Grief Before and During the COVID-19 Pandemic: Multiple Group Comparisons. Journal of Pain and Symptom Management, 60(6), e1–e4.

Fitria, S. A., Deliana, S. M., & Hendriyani, R. (2013). Grief pada remaja akibat kematian orangtua secara mendadak. Developmental and Clinical Psychology, 2(2), 1–5. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/dcp

Ilpaj, S. M., & Nurwati, N. (2020). Analisis Pengaruh Tingkat Kematian Akibat Covid-19 Terhadap Kesehatan Mental Masyarakat Di Indonesia. Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial, 3(1), 16. https://doi.org/10.24198/focus.v3i1.28123

Kubler-Ross, E. (2009). On death and dying: what the dying have to teach doctors, nurses, clergy and their own families.New York. Routledge.

Mandasari, L., & Tobing, D. L. (2020). Tingkat depresi dengan ide bunuh diri pada remaja. Indonesian Jurnal of Health Development, 2(1). 1-7.

Nasution, E. S. (2022). Resiliensi terhadap kedukaan masyarakat Indonesia dalam menghadapi pendemi Covid-19. JP3SDM, 11(1), 55–69.

Nurhidayati, & Chairani, L. (2014). Makna Kematian Orangtua Bagi Remaja (Studi Fenomenologi Pada Remaja Pasca Kematian Orangtua). Jurnal Psikologi UIN Sultan Syarif Kasim Riau, 10(1), 33–40.

Petry, S. E., Hughes, D., & Galanos, A. (2021). Grief: The Epidemic Within an Epidemic. American Journal of Hospice and Palliative Medicine, 38(4), 419–422. https://doi.org/10.1177/1049909120978796

Prastika, V. A., Rahman, A., & Hermawan, Y. (2022). Analisis stigma sosial terhadap penyintas Covid-19 di Kabupaten Klaten. Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial Dan Budaya, 24(1), 1–25.

Puspitasari, A. R. (2020). Dinamika emosi padadewasa awal yang mengalami grief karena kematian orangtua. (Skripsi). Fakultas Psikologi. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

Santrock, J. W. (2012). Life-span development: perkembangan masa-hidup (13th ed.). Diterjemahkan oleh Widyasinta. Jakarta. Erlangga.

Suryabrata, S. (2011). Metodologi Penelitian. Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Theresiana, R. S. F. (2018). Gambaran perilaku agresif remaja yang tinggal bersama ayah tunggal dan ibu tunggal.(Skripsi). Fakultas Pendidikan Psikologi. Universitas Negeri Jakarta.

Wardani, L. P. k, & Panuntun, D. F. (2020). Pelayanan pastoral penghiburan kedukaan bagi keluarga korban meniggal akibat Covid-19. Kenosis, 6(1), 43–63.

Wati, R. L., & Hadi, E. N. (2021). Stigma masyarakat terhadap penyintas Covid-19 di kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 5(2), 1143–1151.

Weinstock, L., Dunda, D., Harrington, H., & Bertelloni, C. A. (2021). It ’ s Complicated — Adolescent Grief in the Time of Covid-19.Fontiers in Psychiatry. 1–7. https://doi.org/10.3389/fpsyt.2021.638940, diakses pada 10 Maret 2022 pukul 11.00 WITA

Wiryasaputra, T. S. (2019). Grief Psychoterapy: Psikoterapi kedukaan. Yogyakarta. Pustaka Referensi.

Yin, R. K. (2011). Studi kasus desain dan metode. Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Downloads

Published

2023-01-19

How to Cite

Milawati, M., & Widyastuti, W. (2023). GRIEF PADA REMAJA PEREMPUAN PASCA KEMATIAN ORANGTUA AKIBAT COVID-19. Jurnal Riset Rumpun Ilmu Sosial, Politik Dan Humaniora, 2(1), 159–172. https://doi.org/10.55606/jurrish.v2i1.788