MENGKAJI MAKNA YANG TERKANDUNG DALAM PUISI "ILUSI" KARYA HERI ISNAINI PADA BUKU MONTASE DENGAN PENDEKATAN SEMIOTIKA

Authors

  • Wiendy RerefDianty IKIP Siliwangi
  • Dea Puspitasari IKIP Siliwangi
  • Astry Meirantic IKIP Siliwangi

DOI:

https://doi.org/10.55606/jurribah.v1i1.134

Keywords:

semiotika, ilusi, makna.

Abstract

Penelitian ini membahas tentang kajian makna yang terkandung dalam puisi yang berjudul “ilusi” karya heri isnaini. Tujuan penelitan ini adalah untuk mengetahui makna yang terkandung disetiap kata pada puisi “ilusi”. Penelitian ini, merupakan penelitian deskriptif dengan metode analisis isi. Penelitian ini mendeskripsikan kajian makna yang terkandung dalam puisi “ilusi”. Metode analisis isi, yaitu dengan menggunakan pendekatan semiotika. Pendekatan semiotika digunakan untuk mengetahui bagaimana makna yang terkandung didalam puisi “ilusi” tersebut. Pendekatan semiotika merupakan pendekatan yang berhubungan dengan lapangan tanda yaitu pengertian suatu tanda. Dalam pengertian tanda ada dua yang difokuskan yaitu bentuk tanda biasa disebut dengan penanda, dengan prangko penandanya atau yang ditandai berdasarkan pemaparan terdahulu. Teknik pengumpilam data yang digunakan adalah teknik baca catat dan teknik analisis data. Setelah dilakukan analisis data diperoleh  Kesatu kumpulan puisi “ilusi” secara umum memuat Hasil penelitian semiotika pada puisi “Ilusi” dapat dilihat puisi tersebut menyatakan bahwa mata diibaratkan dengan ilusi diibaratkan dengan benda mati yang hidup. Makna yang terkandung dalam larik-larik tersebut didefinisikan sebagai yang kita lihat tidak sepenuhnya pasti, dalam tanah yang terlihat kosong saja mungkin terdapat suatu hal yang tidak kita tahu. Dan sepi tidak sama dengan kosong karena sepi adalah perasaan tersendiri yang muncul dalam jiwa seseorang, sedangkan kosong, ia adalah ilusi itu sendiri, tidak ada apa-apa, hanya ada udara yang jika bergerak kencang bisa berubah menjadi angin. Dari puisi “ilusi” dapat disimpulkan bahwa yang kita lihat belum tentu pasti.

 

References

Nurul, P., Putri, A., Puspitasari, T., & Permana, I. (2019). Analisis Puisi Heri Isnaini “ Prangko ” dengan pendekatan semiotika. Parole, 2(3), 365–370. http://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/parole/article

Ramdani, H., Alwan. (2016). Analisis semiotika bencana kabut asap. Universitas pendidikan indonesia.

H. Isnaini, “Representasi ideologi jawa pada puisi-puisi karya sapardi Djoko Damono,” pena: jurnal pendidikan indonesia bahasa dan sastra. Vol. Vol. 10 No. 1 juli 2020, pp. 24-47, 2020.

http://online-journal.unja.ac.id/pena

Pribadi, S., Budi., & Firmansyah, D. (2019). Analisis semiotika pada puisi “barangkali karena bulan”

karya WS. Rendra. http;//journal.ikipsiliwangi.ac.id/indek.php/parole/article

H. Isnaini, "Ideologi Islam-Jawa pada Kumpulan Puisi Mantra Orang Jawa Karya Sapardi Djoko

Damono," MADAH: Jurnal Balai Bahasa Riau, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,

Kemendikbud, vol. Vol 9, No 1 (2018) pp. 1-18, 2018.

I. Mustika and H. Isnaini, "Konsep Cinta pada Puisi-Puisi Karya Sapardi Djoko Damono: Analisis

Semiotika Carles Sanders Pierce," Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Humaniora, vol. Vol. 6 No. 1 Maret

, pp. 1-10, 2021.

Pirmansyah, P., Anjani, C., & Fiemansyah, D. (2018). Analisis semiotik dalam puisi “Hatiku selembar

daun” Karya Sapardi Djoko Damono. Parole (Jurnal pendidikan bahasa dan sastra indonesia), 1(4),535-

Wikanengsih, H. Isnaini, and Y. M. Kartiwi, "Penyuluhan Penyusunan Bahan Ajar Bahasa Indonesia yang

Inovatif Bagi Guru-Guru SMP di Kabupaten Subang, Jawa Barat," Cendekia: Jurnal Pengabdian

Masyarakat, Uniska Kediri, vol. Vol. 1 No. 2, pp. 52-58, 2019.

H. Isnaini, "Memburu "Cinta" dengan Mantra: Analisis Puisi Mantra Orang Jawa Karya Sapardi Djoko

Damono dan Mantra Lisan," Semantik, vol. 3, no. 2, pp. 158-177, 2017.

Downloads

Published

2022-06-29

How to Cite

Wiendy RerefDianty, Dea Puspitasari, & Astry Meirantic. (2022). MENGKAJI MAKNA YANG TERKANDUNG DALAM PUISI "ILUSI" KARYA HERI ISNAINI PADA BUKU MONTASE DENGAN PENDEKATAN SEMIOTIKA. Jurnal Riset Rumpun Ilmu Bahasa, 1(1), 41–46. https://doi.org/10.55606/jurribah.v1i1.134