PENGARUH DEEP SUCTION TERHADAP PERUBAHAN SATURASI OKSIGEN PADA PASIEN YANG TERPASANG ETT DI RUANGAN ICU RSUD TANI DAN NELAYAN KABUPATEN BOALEMO

Authors

  • Andariani Rahmatia Noho Universitas Muhammadiyah Gorontalo
  • Hamma Vonny Lasanudin Universitas Muhammadiyah Gorontalo
  • Fadli Syamsudin Universitas Muhammadiyah Gorontalo

DOI:

https://doi.org/10.55606/jurrike.v2i1.988

Keywords:

Deep Suction, Saturasi Oksigen

Abstract

Pasien yang sementara di rawat di ruangan intensif care unit terutama yang terpasang ETT sangat beresiko mengalami penurunan saturasi oksigen, sehingga perlu di lakukan tindakan Deep Suction. Deep suction yaitu penghisapan sekret yang dilakukan melewati batas pipa endotrakeal, akibat dari tindakan ini dapat terjadi perubahan saturasi oksigen selain itu pula dapat terjadi perubahan hemodinamik pasien. Saturasi oksigen merupakan ratio antara jumlah oksigen yang terikat oleh hemoglobin terhadap kemampuan total hemoglobin darah mengikat oksigen. Alat yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat saturasi oksigen yaitu pulse oximetry.Desain penelitian yang digunakan yakni pre-experimental design dengan jenis rancangan One group pretest-postest. Jumlah populasi 30 pasien dengan teknik pengambilan sampel total sampling. Dengan sampel 30 pasien yang sementara dirawat di ruang ICU RSUD Tani dan Nelayan Kabupaten Boalemo. Instrumen yang digunakan yakni lembar observasi dan SOP serta di lakukan uji normalitas shapiro wink, data tersebut dilakukan uji alternatif wilcoxon. Di dapatkan hasil dengan nilai P = (0.002<0.005). Sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh deep suction terhadap perubahan saturasi oksigen pada pasien yang terpasang ETT di ruang ICU RSUD Tani dan Nelayan Kabupaten Boalemo.

 

References

AARC. (2010). Endotracheal Suctioning of Mechanically Ventilated Patientss With Artificial Airway.

Abbasinia M, I. B. (2014). Comparation The Effect Of Shallow Suction And Deep Endotracheal Tube Suctioning On Respiratory Rate, Arterial Blood Oxygen Saturation And Number Suctioning In Patients Hospitalizes In The Intensive Care Unit: A Ran.

Chang, E., Daly, J., dan Elliott, D., 2010, Patofisiologi Aplikasi Pada Praktik Keperawatan, 112-113, Jakarta, EGC.

Dewi, A. dkk. (2018). Modul Pelatihan Keperawatan Intensif Dasar. Bogor: IN MEDIA.

Donsu. (2016). Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka Baru.

Elbokhary R et all. (2015). Knowledge and Practice of ICU Nurses Regarding Endotracheal Suctioning for Mechanically Ventilated Patients in Khartoum Teaching Hospital.

Firmansyah, H., et al. (2021). Keperawatan Kegawatdaruratan dan Kebencanaan. Bandung: Medis Sains Indonesia.HIPERCI. (2018). Keperawatan Intensif Dasar. Bogor.

Hudak, G. (2010). Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik Volume 1. Jakarta: EGC.

Hutabarat, R. &. (2016). Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. Bogor: InMedia.

Isbaniah, F. (2019). Crash Course Kedokteran Respirasi. Singapore: Elsevier.

Jahanbakhsh et all. (2014). Comparasion the effect of shallow and deep endotracheal tube (ETT) Suctioning on Respiratory Rate, Arterial blood oxygen Saturation and Number Suctioning in patients Hospitalized in the Intensive Care Unit.

Kapoor, D. S. (2012). Endotracheal Suctioning In Adult : Evidance Based Approach and Current Practice Guidlines In Critical Care Setting. Journal Od Medical College Chandirgarh.

Kemenkes. (2010). Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Intensive Care Unit (ICU) di Rumah Sakit. Jakarta: Kemenkes RI.

Kemenkes. (2011). Buletin dan Jendela Data dan Informasi Kesehatan Volume 2 Triwuladan 2. Jakarta. Journal Keperawatan.

Kemenkes. (2011). Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan Volume 2 Triwulan 2 Jakarta. Journal Kesehatan.

Kemenkes. (Jakarta). Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Intensive Care Unit (ICU) di Rumah Sakit. 2011.

Kozier, E. (2012). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis. Jakarta: EGC.

Manik, M.J., et al. (2022). Keperawatan Gawat Darurat. Medan: Yayasan Kita Menulis.

Musliha. (2010). Keperawatan Gawat Darurat. Jakarta: Numed.

Notoadmodjo. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoadmojo. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2015). Metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Overend, A. B. (2009). Updating the Evidance Base For Suctioning Adult Patient: A Systematic Review Can Respir J.

Potter, P.A, Perry, A.G, 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik.Edisi 4.Volume 2.Alih Bahasa : Renata Komalasari,dkk.Jakarta:EGC.

Quarti. (2011). Non Infassive cerebral oxymetry monitoring during cardiopulmonary bypass in congenital cardiac surgery and cardiology, azienda ospediera ospedali riuniti. Italy: Ancona.

Restrepo RD, B. J. (2010). Aarc Clinical Practice Guidelines Endotracheal Suctioning of Mechanical Ventilad Patients With Artificial Respir Care.

Riatsa (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ventilator Associated Pneumonia (VAP) pada Pasien yang Menggunakan Ventilator Mekanik Di ICU RSUD Tugurejo Semarang. Karya Ilmiah Akhir. STIKES Widya Husada

Rohlwik. (2010). Methods of Monitoring Brain oxygenation springer verlog room for patient with laparascopic abdominal surgery abstract.

Rosyid, A.N, Marhana, I.A ., & Hasan, H. (2020). Bunga Rampai Kedokteran Respirasi. Surabaya: Airlangga University Press.

Ruben. (2010). Agenda Gawat Darurat (Critical Care) Jilid, Edisi . Bandung: PT. Alumni Schut.

Schut, S. (2011). Oxygen Saturation Monitoring by Pulse Oximetry.AACN Procedure manual for Critical Care, Fourth Edition: 2011. Retrieved Januari 11, 2016, from www.aacn.org/wd/practice/docs/ch_14_po.pdf

Setyopranoto, I. (2019). Pemeriksaan Analisis Gas Darah Arteri. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Stiefel, M.F., Tomita, Y., Marmarou, A. 2005. Secondary ischemia impairing the restoration of ion homeostasis following traumatic brain injury. J Neurosurg 103(4):707-14

Supardi, R. (2013). Buku Ajar: Metodologi Ristes Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media.

Suwardianto, H. dan D.A.K.W Sari. (2019). Sleep Hygiene, Strategi Mengurangi Nyeri Pada Pasien Kritis. Kediri: Chakra Brahmanda Lentera.

White, G. (2012). Basic Clinical Lab Comptences For Respiratory Care; An Integrated Approach New York. New York: Delmer Cangange Learning.

Widiyanto, B. (2013, Desember 2). Pengaruh Pemberian Preoksigenasi Untuk SUction Endotracheal Terhadap Saturasi Oksigen di ICU RSUD Prov Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Retrieved 2016, from http://poltekkes-palangkaraya.ac.id/wp-content/uploads//jurnal/Volume%20III%20Nomor%205,%20Pebruari%202013.pdf

Wijaya. (2016). Perubahan Saturasi Oksigen pada pasien kritis yang dilakukan tindakan suction endotracheal tube di ICU RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Journal Keperawatan.

Wijaya, R. R. (2013). Perubahan Saturasi Oksigen Pada Pasien Kritis Yang Dilakukan Tindakan Suction Endotracheal Tube di ICU RSUD DR. MOEWARDI Sukarta. Retrieved januari 10, 2016, from http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-ronirohmat-1287-1-roniroh-s.pdf

Winn, H.R., 2016. Youmans and Winn neurological surgery. , p.3610

Zakiyah, A. (2014). Hubungan Sikap dan Karakteristik Perawat dengan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Umum Sidoarjo. Journal Keperawatan Sehat.

Zuliani, et al. (2022). Keperawatan Kritis. Medan: Yayasan Kita Menulis.

Downloads

Published

2023-04-08

How to Cite

Andariani Rahmatia Noho, Hamma Vonny Lasanudin, & Fadli Syamsudin. (2023). PENGARUH DEEP SUCTION TERHADAP PERUBAHAN SATURASI OKSIGEN PADA PASIEN YANG TERPASANG ETT DI RUANGAN ICU RSUD TANI DAN NELAYAN KABUPATEN BOALEMO. JURNAL RISET RUMPUN ILMU KEDOKTERAN, 2(1), 43–62. https://doi.org/10.55606/jurrike.v2i1.988